CO.CC:Free Domain

Kutub Utara Terus Menyusut

Diposting oleh Yora | 01.54 | 0 komentar »

Kalau sudah seperti ini, salah siapa? Tanda-tanda kerusakan di muka bumi ini sekarang semakin jelas di mana-mana (hutan gundul, efek rumah kaca akibat polusi industri dan konsumsi freon berlebihan). Artinya, semua kerusakan itu adalah akibat ulah tangan manusia sendiri yang tak peduli akan nasib 'rumah besarnya' yang bernama planet Bumi. Dikiranya, kalau hutan di negeri lain di gunduli, pasirnya dipindahkan, tambangnya dikuras habis, langit dikotori dengan asap asal cerobong pabrik industri, hutan dibakar shg asapnya ke langit ...hanya merugikan negeri lain yg 'dikadali' itu saja? Sehingga, ada kemarin seorang kaskuser yang bilang, gua mau pindah ke Canada saja ... disana aman! Itu sih pikiran naif! Kemana aja elu lari selama di planet ini, termasuk lari ke kutub, sekarang iklim sudah 'tak nyaman lagi'.






Kutub Utara Terus Menyusut


Bukti pemanasan global bisa ditemukan di semua belahan bumi. Berdasar beberapa dokumen perubahan temperatur udara, pemanasan global membuat laut semakin panas. Selain itu, dataran es -terutama di Antartika- mencair, glasier meleleh, level air laut meningkat, habitat berubah, serta memengaruhi penyebaran binatang dan tumbuhan.

Panel Internasional Lingkungan pada Perubahan Iklim (IPCC) menyebutkan, level ketinggian air laut meningkat 15-20 sentimeter. Penambahan tersebut terjadi karena kenaikan suhu (menyumbang 3-7 cm) dan melelehnya gunung serta bukit es (menyumbang 2-4 cm). Level air laut meningkat sangat tinggi di lokasi seperti perairan Kanada di Kutub Utara. Bahkan, salah satu desa di sana terancam tenggelam akibat air laut.

Selama beberapa dekade ini, es Kutub Utara mengalami penurunan signifikan. Hasil penelitian terkini yang dilakukan Badan Antariksa AS (NASA), es di Kutub Utara mencair hingga 9,6 persen per dekade. Melelehnya es itu makin cepat pada kurun waktu terakhir ini. Jika dibandingkan dengan kondisi 1979-2000, es yang menutupi Kutub Utara pada September 2000-2005 ini berkurang hingga 20 persen. Penipisan es tersebut mengancam ekosistem laut, keseimbangan suhu hangat, dan habitat hewan. Populasi beruang kutub pun berkurang karena tipisnya es membuat perburuan makanan menjadi lebih sulit.

Gunung es kutub terus menyusut dan mencair, cairannya akan menambah volume airlaut sehingga permukaan laut akan naik terus. Maka akan banyak pulau-pulau seperti di Indonesia akan tenggelam (di negara kita, dalam beberapa tahun akan ada 5000 pulau tenggelam). Yang jauh dari laut akan aman? Tidak juga, naiknya suhu bumi menyebabkan penguapan air laut semakin banyak. Untuk selanjutnya hujan akan turun tidak beraturan lagi, terjadilah banjir dimana-mana. Jadi sama saja effeknya.

Selain itu, dalam studi yang dilakukan pada 2005, hangatnya laut selama 40 tahun terakhir berhubungan dengan pelepasan polusi karbondioksida oleh industri. Observasi tersebut dilakukan ilmuwan kelautan dari Institusi Scripps. "Salah satu penyebab pasti pemanasan global adalah efek rumah kaca," kata Dr Barnett, ketua tim peneliti.

Bukti lain berkurangnya es ditunjukkan dalam jurnal ekspedisi pertama ke Alaska. Pada 1790, mereka yang mengunjungi kawasan dekat Glacier Bay melaporkan hanya sedikit permukaan air laut yang terlihat karena lapisan es begitu tebal. Lantas, pada 1890, sekitar 40 mil permukaan laut tampak. Saat ini, permukaan air laut yang terlihat mencapai sekitar 60 mil. Dokumentasi mengenai melelehnya es di Alaska itu dimiliki Bruce Molinia dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat.

Bahkan, dalam laporan reporter BBC David Shukman, disebutkan temuan para peneliti yang menunjukkan es di Greenland saat ini juga meleleh lebih cepat.



0 komentar